Klasifikasi dan Faktor Risiko Gangguan Kognitif

Klasifikasi dan Faktor Risiko Gangguan Kognitif - Proses menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, yang terjadi secara perlahan-lahan. sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constatinides, 2006)

Klasifikasi Gangguan Kognitif
Gangguan kognitif meliputi seluruh keadaan prodormal demensia dan demensia. Gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI) merupakan suatu keadaan prodormal demensia yang dapat bersifat menetap (stable) maupun reversibel. Kriteria MCI yaitu terdapat keluhan gangguan memori secara subjektif, gangguan tersebut terbukti secara tes memori (misalnya dengan penilaian MMSE), penampilan kognitif secara global normal, aktifitas hidup sehari-hari masih normal dan belum termasuk kriteria demensia (Soetedjo, 2006).

Klasifikasi demensia menurut PPDGJ-III (1993) / ICD-X (1992) membagi demensia menjadi: (1)F00 Demensia pada penyakit Alzheimer, (2)F01 Demensia vaskuler, (3)F02 Demensia pada penyakit lain yang diketahui, (4)F03 Demensia yang tidak tergolongkan .

Faktor Risiko Gangguan Kognitif
Faktor-faktor risiko gangguan kognitif secara umum dan demensia alzeimer meliputi: (1) yang tidak dapat dikendalikan yaitu usia tua, genetik, jenis kelamin perempuan, gangguan intelektual; (2) yang dapat dikendalikan yaitu hipertensi, diabetes melitus, hiperkholesterol, obesitas, depresi, konsumsi alkohol berlebih; dan (3) faktor risiko lainnya yaitu trauma kepala, infeksi dan tumor intrakranial (National Colaborating Centre for Mental Heatlh, 2007).

Beberapa faktor risiko demensia vaskuler overlap dengan faktor risiko demensia alzeimer. Faktor-faktor risiko tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu (1)faktor demografi yang meliputi umur tua, ras/etnis (Asia), jenis kelamin (laki-laki), pendidikan rendah dan daerah rural, (2) faktor atherogenik meliputi hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia, (3) faktor non atherogenik meliputi genetik, gangguan perdarahan, komsumsi tinggi alkohol, tumor serebral, trauma kepala, infeksi intraserebral dan (4)faktor yang berhubungan stroke meliputi pengurangan volume jaringan otak, lokasi dan jumlah infark (Hebert et al., 2000; Sanusi, 2003).

Referensi :
1. Consatantinides, 2006. Teori proses menua, dalam: R. Boedhi-Darmojo (Penyunting), Geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
2. Hebert, R., Lindsay, J., Verreault, R., Rockwood, K., Hill, G., Dubois, M. F., 2000. Vascular Dementia Incidence and Risk Factors in the Canadian Study of Health and Aging, www. Strokeaha.org.
National Colaborating Centre for Mental Heatlh, 2007. Dementia, The British Psychological Society and Gaskell, pp. 134-143.
3. Sanusi, J., Lamsudin, R., Asmedi, A., 2003. Merokok Sebagai Faktor Risiko Demensia Pada Orang Tua Umur 55-70 Tahun di Kecamatan Mlati Kab. Sleman Jogjakarta, Makalah Penelitian dalam Tesis, Bagian/ SMF I.P. Saraf FK-UGM/ RS.Dr. Sardjito, Yogyakarta.
4. Soetedjo, 2006. Diagnosis gangguan kognitif dan MCI pada usia lanjut, dalam: Hexanto, M., & Trianggoro, B.,(penyunting), Update Management of Neurological Disorders in Elderly, Pertemuan Imiah Tahunan UNDIP-UGM-UNS XXI.

No comments:

Post a Comment